Motivasi dalam Ibadah
Janganlah perjalan hidup rohani kita melenceng, tanpa ada arah yang jelas dan motivasi yang benar dalam iring kepada Tuhan. Kita memang seringkali dihadapkan pada pergumulan yang tidak ringan, yang membuat kehidupan rohani kita menjadi stagnan dan berhenti. Jagalah selalu ritme jarak antara kita dengan Allah, agar selalu tetap dalam naungan Allah, dan jangan sampai tertinggal dalam menghadapi rencana Allah yang besar. Kasih Allah lebih kuat dari pada kuatnya maut.
Roma 8:35-39, ayat ini menjelaskan, ada upaya-upaya untuk memisahkan kita dari kasih Kristus. Dunia ini suasananya penuh dengan kekerasan, yang terjadi di mana-mana. Tetapi kita sebagai domba akan selalu dijaga dalam pemeliharaan-Nya. Kita sebagai kawanan domba disiapkan untuk disembelih, artinya siap menyerahkan sepenuh-Nya kepada Dia yang berkuasa atas hidup kita. Sebagai domba korban yang tidak cacat.
Lewat pemeliharaan Firman Allah, hidup yang tidak baik dibersihkan, supaya menjadi domba korban yang tidak cacat. Bukan domba sembarang yaitu kehidupan yang sembarangan, asal-asalan (ibadah yang asal-asalan, karena tidak ada motivasi). Jadilah domba yang makin hari makin berkenan kepada Allah. Tuhan mau memelihara domba, bukan tanpa maksud. Melainkan supaya domba-domba itu gemuk, dan sehat. Yang akan dijadikan sebagai korban bakaran yang berbau harum. Seringkali kita menyerahkan hidup kepada Tuhan tetapi yang sudah sisa, sudah bercacat. Padahal Dia sudah memberikan gandum yang terbaik dan minyak yang terbaik, sehingga domba itu sehat, bukan saja jasmani melainkan juga rohani.
Kalau hidup ini asal-asalan, tentu tidak mungkin dikorbankan bagi Allah, melainkan akan menjadi lawan dari Allah. Orang itu akan menjadi korban sembelihan tetapi pada masa pemerintahan antikris selama 3 ½ tahun. Pada masa itu, jika dia mau disembelih, maka dia akan selamat.
Untuk terhindari dari kuasa antikris, mau tidak mau harus menjadi domba yang sehat. Allah sendiri sudah memberikan contoh terbaik, yaitu dengan mengorbankan Yesus sebagai korban Anak Domba Allah, yang tanpa cacat cela. Dia sudah memberikan yang terbaik, anak-Nya yang tunggal, Dia korbankan untuk kita, untuk menebus hidup kita.
Apa yang kita miliki di dunia ini tidak ada yang kekal, karena sudah dimateraikan oleh Allah, yaitu fana. Kembalikanlah hidup kita kepada Allah.
Abraham adalah contoh terbaik, sebagai teladan iman bagi kita. Dia dikaruniakan seorang anak, justru di masa tuanya yaitu Ishak. Abraham, nama sebelumnya adalah Abram, kemudian ditambah h yang berasalah dari kata Yahwe menjadi Abraham. Artinya Allah berintegrasi di dalam Abraham. Sehingga dia memiliki iman yang begitu kuat.
Sehingga ketika Allah meminta kembali anaknya, dia tidak membantah dan dia berikan kepada Allah sebagai korban. Tanpa dia pertahankan.
Selama mata hati kita tidak terbuka, ibadah dan pelayanan menjadi asal-asalan. Karena dalam ibadah tidak mempunyai motivasi, arah dan tujuan yang jelas. Padahal Tuhan punya maksud, dia sudah memelihara kita bahkan bukan saja jasmani juga kekayaan Firman Allah.
Kalau tidak mau disembelih saat ini, maka kita tetap dihadapkan penyembelihan pada masa pemerintahan antikris. Jika pada masa itu takut disembelih, maka kita akan menerima materai 666 dan terbebas dari penyembelihan. Tetapi ingat bahwa itu hanya 1260 hari saja, selanjutnya adalah kebinasaan.
Cepat atau lambat, kita tetap harus mengalami penyembelihan. Lebih baik saat ini dari pada nanti disembelih tetapi dalam kekuasaan antikris. Jangan sampai pakaiannya saja Kristen, tetapi di dalamnya Yesus tidak ada. Yesus harus bertabernakel dalam hidup kita.
KEBENARAN
Tolak ukur kita adalah Yesus. I Yohanes 3:7, Dia hidup dalam kebenaran. Kebenaran yang disampaikan bukan untuk didengar saja, tetapi harus dilakukan. Kebenaran itu yang akan membebaskan hidup kita, tetapi jika tidak dilakukan justru kebenaran itu akan menjadi hakim atas kehidupan yang sudah mendengar.
KESUCIAN
Imamat 20:26, bukan saja dalam kebenaran kita disamakan dengan Yesus tetapi juga harus meningkat di dalam kekudusan. Supaya tidak ada lagi perbedaan antara kita dengan Yesus. Waktunya sudah sangat singkat, Dia tidak lagi memperpanjang waktu lagi (Wahyu 10:4-6).
Hidup ini selalu menjadi incaran dari setan, bahkan setan mau memberi kekayaannya untuk kita, sebagaimana dia pertontonkan semua kemajuan dunia dan kemegahannya kepada Yesus, dengan syarat mau menyembah setan Matius 4:8-9. Bahkan kehidupan yang sudah mati pun menjadi perebutan antara Lucifer dengan malaikat. Apalagi kita yang masih hidup, akan diperebutkan oleh setan.
Kita harus punya alasan kenapa kita beribadah? Bahkan rela untuk disembelih. Sebab jika tidak, nanti Tuhan akan menggunakan kekuasaannya, seperti yang dialami oleh Lot. Seorang yang hidupnya sudah diberkati, sehingga tidak ada pergumulan. Sehingga tangan Allah menarik Lot. Kita harus mempertahankan roh pergumulan, jangan mengendurkan pergumulan, lebih meningkat hingga sama dengan Dia.
Kehidupan dipisahkan, supaya tidak tercemar dan menjadi miliknya. Hanya mereka yang dikuduskan yang akan dipisahkan. Dan nanti hukuman demi hukuman akan datang sebanyak 3 kali, mulai dari Wahyu 6 hingga Wahyu 16. Hukuman demi hukuman selalu datang dan lama kelamaan tentu akan tenggelam. Jika ingin terhindar serahkan hidup saat ini kepada Tuhan, bagaikan korban sembelihan, sebagaimana Dia sudah memelihara hidup kita. Dan ini adalah saratnya, kamu harus kudus (I Petrus 1:16).
Bahkan bukan saja dikuduskan, tetapi meningkat lagi, yaitu disempurnakan. Dia satu-satunya yang bisa menyempurnakan hidup kita (I Tesalonika 5:23-24). Tanpa Dia kita tidak bisa disempurnakan. Untuk mencapai kesempurnaan kita harus melalui proses pengudusan. Sudahkah stempel Allah ada pada kita? Apakah hidup kita bisa dikembalikan kepada Allah, sehingga kita layak menjadi milikNya. Orang yang menjadi milik Tuhan, dia mencari perkara di atas, apalagi waktunya sangat singkat. Jika tidak, maka ukuran kita tidak sama dengan Dia. Terpaksa tertinggal, dan masuk dalam masa aniaya antikris. Dia akan terselamatkan jika mau disembelih oleh penguasa antikris. Berjuanglah sampai menjadi pemenang.
KESEMPURNAAN
Tuhan sudah menyatakan bahwa Dia akan menyempurnakan hidup kita. Matius 5:48, kita harus sempurna, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara Yesus dengan Mempelai-Nya. Dia benar, maka kita juga harus benar. Namun posisi dibenarkan, ini letaknya masih di halaman, yang nanti akan diinjak-injak. Ada sarana yang lebih tinggi, yaitu lewat pertolongan Roh Kudus, hidup suci (ruang suci), sebagaimana Dia suci. Dan sebagai sarana yang paling tinggi, sebagai barometer akhir, Dia sempurna, hendaknya kita juga sempurna (ruang maha suci).
Jangan berhenti dalam ruangan suci. Ini adalah pergumulan karena menghadapi daging sendiri yang menjadi penghalang untuk menembus tirai. Padahal tirai sudah dibuka.
Roma 12:1-2, kita harus melakukan ibadah yang sejati. Dikatakan sejati, karena ada ibadah yang dilakukan dengan asal-asalan. Jangan sampai kita menyangkal karena kesusahan yang kita hadapi. Filipi 1:3-6, Rasul Paulus melihat jemaat Filipi yang selalu bersekutu dengan Firman Allah. Ini adalah kerinduan yang tulus dari seorang Hamba Allah.
Saat ini banyak penyesat-penyesat, dosa-dosa di dalam jemaat dibiarkan saja tanpa ada pengoreksian. Tidak sedikit jemaat yang menjadi korban. Akhir jaman, setan tidak bodoh dengan menampilkan dirinya yang menyeramkan, justru dia tampil bagaikan malaikat terang.
Mengapa Tuhan mengajar dengan system penggembalaan? Karena domba menghadapi srigala-srigala dan nabi palsu. Banyak penyesat dihadapkan pada kita, sehingga mudah diselewengkan, ditarik kesana kesini.
Mazmur 42: 2-5, seakan-akan umat Tuhan dikecilkan. Ini adalah kehidupan domba yang seolah-olah ditinggal seorang diri, bagaikan Yesus yang seorang diri di kayu salib.
Sewaktu-waktu kita akan dihadapkan, sendiri . Seperti domba yang disembelih dan tidak ada orang lain. Kita harus memandang contoh teladan kita, Anak Domba, yang Dia pikul sendiri di kayu salib. Bukannya Allah tidak mau menolong, karena kalau ditolong berarti rencana Allah menjadi gagal. Bagaimana perasaan hati Bapa saat itu, tersayat. Tetapi jika ditolong maka rencana Allah menjadi gagal. Hati Bapa sakit, tetapi Dia harus kerjakan, demi umat-Nya. Tidak bisa dibayangkan jika Bapa itu menolong
Tetapi itu baik, supaya kita bisa merasakan apa yang Yesus rasakan. Jangan berharap kepada siapapun. Dia yang mengawali dan Dia yang menyelesaikannya hingga genap. Bersyukurlah jika suatu saat sesuatu menimpa kita, tetapi ada rencana Allah atas hidup kita. Dan dia akan beri kemenangan, ikut jejak-jejak Yesus lewat kematian. Bukan kemenangan karena merasa ada kepandaian atau kemampuan diri sendiri. Apa artinya berharap kepada Allah, jika mengandalkan kepandaian dan kekuatan kita. Sejauh mana kerinduan kita? Harus ada motivasi dalam mengikut dan melayani Tuhan. Sadarlah bahwa setiap hari hidup bagaikan domba yang disembelih.
Roma 8:35-39, ayat ini menjelaskan, ada upaya-upaya untuk memisahkan kita dari kasih Kristus. Dunia ini suasananya penuh dengan kekerasan, yang terjadi di mana-mana. Tetapi kita sebagai domba akan selalu dijaga dalam pemeliharaan-Nya. Kita sebagai kawanan domba disiapkan untuk disembelih, artinya siap menyerahkan sepenuh-Nya kepada Dia yang berkuasa atas hidup kita. Sebagai domba korban yang tidak cacat.
Lewat pemeliharaan Firman Allah, hidup yang tidak baik dibersihkan, supaya menjadi domba korban yang tidak cacat. Bukan domba sembarang yaitu kehidupan yang sembarangan, asal-asalan (ibadah yang asal-asalan, karena tidak ada motivasi). Jadilah domba yang makin hari makin berkenan kepada Allah. Tuhan mau memelihara domba, bukan tanpa maksud. Melainkan supaya domba-domba itu gemuk, dan sehat. Yang akan dijadikan sebagai korban bakaran yang berbau harum. Seringkali kita menyerahkan hidup kepada Tuhan tetapi yang sudah sisa, sudah bercacat. Padahal Dia sudah memberikan gandum yang terbaik dan minyak yang terbaik, sehingga domba itu sehat, bukan saja jasmani melainkan juga rohani.
Kalau hidup ini asal-asalan, tentu tidak mungkin dikorbankan bagi Allah, melainkan akan menjadi lawan dari Allah. Orang itu akan menjadi korban sembelihan tetapi pada masa pemerintahan antikris selama 3 ½ tahun. Pada masa itu, jika dia mau disembelih, maka dia akan selamat.
Untuk terhindari dari kuasa antikris, mau tidak mau harus menjadi domba yang sehat. Allah sendiri sudah memberikan contoh terbaik, yaitu dengan mengorbankan Yesus sebagai korban Anak Domba Allah, yang tanpa cacat cela. Dia sudah memberikan yang terbaik, anak-Nya yang tunggal, Dia korbankan untuk kita, untuk menebus hidup kita.
Apa yang kita miliki di dunia ini tidak ada yang kekal, karena sudah dimateraikan oleh Allah, yaitu fana. Kembalikanlah hidup kita kepada Allah.
Abraham adalah contoh terbaik, sebagai teladan iman bagi kita. Dia dikaruniakan seorang anak, justru di masa tuanya yaitu Ishak. Abraham, nama sebelumnya adalah Abram, kemudian ditambah h yang berasalah dari kata Yahwe menjadi Abraham. Artinya Allah berintegrasi di dalam Abraham. Sehingga dia memiliki iman yang begitu kuat.
Sehingga ketika Allah meminta kembali anaknya, dia tidak membantah dan dia berikan kepada Allah sebagai korban. Tanpa dia pertahankan.
Selama mata hati kita tidak terbuka, ibadah dan pelayanan menjadi asal-asalan. Karena dalam ibadah tidak mempunyai motivasi, arah dan tujuan yang jelas. Padahal Tuhan punya maksud, dia sudah memelihara kita bahkan bukan saja jasmani juga kekayaan Firman Allah.
Kalau tidak mau disembelih saat ini, maka kita tetap dihadapkan penyembelihan pada masa pemerintahan antikris. Jika pada masa itu takut disembelih, maka kita akan menerima materai 666 dan terbebas dari penyembelihan. Tetapi ingat bahwa itu hanya 1260 hari saja, selanjutnya adalah kebinasaan.
Cepat atau lambat, kita tetap harus mengalami penyembelihan. Lebih baik saat ini dari pada nanti disembelih tetapi dalam kekuasaan antikris. Jangan sampai pakaiannya saja Kristen, tetapi di dalamnya Yesus tidak ada. Yesus harus bertabernakel dalam hidup kita.
KEBENARAN
Tolak ukur kita adalah Yesus. I Yohanes 3:7, Dia hidup dalam kebenaran. Kebenaran yang disampaikan bukan untuk didengar saja, tetapi harus dilakukan. Kebenaran itu yang akan membebaskan hidup kita, tetapi jika tidak dilakukan justru kebenaran itu akan menjadi hakim atas kehidupan yang sudah mendengar.
KESUCIAN
Imamat 20:26, bukan saja dalam kebenaran kita disamakan dengan Yesus tetapi juga harus meningkat di dalam kekudusan. Supaya tidak ada lagi perbedaan antara kita dengan Yesus. Waktunya sudah sangat singkat, Dia tidak lagi memperpanjang waktu lagi (Wahyu 10:4-6).
Hidup ini selalu menjadi incaran dari setan, bahkan setan mau memberi kekayaannya untuk kita, sebagaimana dia pertontonkan semua kemajuan dunia dan kemegahannya kepada Yesus, dengan syarat mau menyembah setan Matius 4:8-9. Bahkan kehidupan yang sudah mati pun menjadi perebutan antara Lucifer dengan malaikat. Apalagi kita yang masih hidup, akan diperebutkan oleh setan.
Kita harus punya alasan kenapa kita beribadah? Bahkan rela untuk disembelih. Sebab jika tidak, nanti Tuhan akan menggunakan kekuasaannya, seperti yang dialami oleh Lot. Seorang yang hidupnya sudah diberkati, sehingga tidak ada pergumulan. Sehingga tangan Allah menarik Lot. Kita harus mempertahankan roh pergumulan, jangan mengendurkan pergumulan, lebih meningkat hingga sama dengan Dia.
Kehidupan dipisahkan, supaya tidak tercemar dan menjadi miliknya. Hanya mereka yang dikuduskan yang akan dipisahkan. Dan nanti hukuman demi hukuman akan datang sebanyak 3 kali, mulai dari Wahyu 6 hingga Wahyu 16. Hukuman demi hukuman selalu datang dan lama kelamaan tentu akan tenggelam. Jika ingin terhindar serahkan hidup saat ini kepada Tuhan, bagaikan korban sembelihan, sebagaimana Dia sudah memelihara hidup kita. Dan ini adalah saratnya, kamu harus kudus (I Petrus 1:16).
Bahkan bukan saja dikuduskan, tetapi meningkat lagi, yaitu disempurnakan. Dia satu-satunya yang bisa menyempurnakan hidup kita (I Tesalonika 5:23-24). Tanpa Dia kita tidak bisa disempurnakan. Untuk mencapai kesempurnaan kita harus melalui proses pengudusan. Sudahkah stempel Allah ada pada kita? Apakah hidup kita bisa dikembalikan kepada Allah, sehingga kita layak menjadi milikNya. Orang yang menjadi milik Tuhan, dia mencari perkara di atas, apalagi waktunya sangat singkat. Jika tidak, maka ukuran kita tidak sama dengan Dia. Terpaksa tertinggal, dan masuk dalam masa aniaya antikris. Dia akan terselamatkan jika mau disembelih oleh penguasa antikris. Berjuanglah sampai menjadi pemenang.
KESEMPURNAAN
Tuhan sudah menyatakan bahwa Dia akan menyempurnakan hidup kita. Matius 5:48, kita harus sempurna, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara Yesus dengan Mempelai-Nya. Dia benar, maka kita juga harus benar. Namun posisi dibenarkan, ini letaknya masih di halaman, yang nanti akan diinjak-injak. Ada sarana yang lebih tinggi, yaitu lewat pertolongan Roh Kudus, hidup suci (ruang suci), sebagaimana Dia suci. Dan sebagai sarana yang paling tinggi, sebagai barometer akhir, Dia sempurna, hendaknya kita juga sempurna (ruang maha suci).
Jangan berhenti dalam ruangan suci. Ini adalah pergumulan karena menghadapi daging sendiri yang menjadi penghalang untuk menembus tirai. Padahal tirai sudah dibuka.
Roma 12:1-2, kita harus melakukan ibadah yang sejati. Dikatakan sejati, karena ada ibadah yang dilakukan dengan asal-asalan. Jangan sampai kita menyangkal karena kesusahan yang kita hadapi. Filipi 1:3-6, Rasul Paulus melihat jemaat Filipi yang selalu bersekutu dengan Firman Allah. Ini adalah kerinduan yang tulus dari seorang Hamba Allah.
Saat ini banyak penyesat-penyesat, dosa-dosa di dalam jemaat dibiarkan saja tanpa ada pengoreksian. Tidak sedikit jemaat yang menjadi korban. Akhir jaman, setan tidak bodoh dengan menampilkan dirinya yang menyeramkan, justru dia tampil bagaikan malaikat terang.
Mengapa Tuhan mengajar dengan system penggembalaan? Karena domba menghadapi srigala-srigala dan nabi palsu. Banyak penyesat dihadapkan pada kita, sehingga mudah diselewengkan, ditarik kesana kesini.
Mazmur 42: 2-5, seakan-akan umat Tuhan dikecilkan. Ini adalah kehidupan domba yang seolah-olah ditinggal seorang diri, bagaikan Yesus yang seorang diri di kayu salib.
Sewaktu-waktu kita akan dihadapkan, sendiri . Seperti domba yang disembelih dan tidak ada orang lain. Kita harus memandang contoh teladan kita, Anak Domba, yang Dia pikul sendiri di kayu salib. Bukannya Allah tidak mau menolong, karena kalau ditolong berarti rencana Allah menjadi gagal. Bagaimana perasaan hati Bapa saat itu, tersayat. Tetapi jika ditolong maka rencana Allah menjadi gagal. Hati Bapa sakit, tetapi Dia harus kerjakan, demi umat-Nya. Tidak bisa dibayangkan jika Bapa itu menolong
Tetapi itu baik, supaya kita bisa merasakan apa yang Yesus rasakan. Jangan berharap kepada siapapun. Dia yang mengawali dan Dia yang menyelesaikannya hingga genap. Bersyukurlah jika suatu saat sesuatu menimpa kita, tetapi ada rencana Allah atas hidup kita. Dan dia akan beri kemenangan, ikut jejak-jejak Yesus lewat kematian. Bukan kemenangan karena merasa ada kepandaian atau kemampuan diri sendiri. Apa artinya berharap kepada Allah, jika mengandalkan kepandaian dan kekuatan kita. Sejauh mana kerinduan kita? Harus ada motivasi dalam mengikut dan melayani Tuhan. Sadarlah bahwa setiap hari hidup bagaikan domba yang disembelih.
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home