Penikmat Firman Allah

Melihat Pribadi Allah melalui Kebesaran Firman-Nya

Nama:
Lokasi: Jakarta, Indonesia

Sabtu, Januari 14, 2006

Menjadi Teladan Sebagai Orang Muda dalam Perkataan

Catatan FA, 14 Jan 2006

Rasa rendah diri tidak dikehendaki Tuhan, tetapi yang Tuhan mau adalah rendah hati. Sebab nantinya tidak bisa bergaul dengan sesama anggota tubuh yang lain. Sebab orang yang rendah diri karena ada sesuatu kekurangan dalam dirinya, tetapi begitu kekurangan tersebut sudah terpenuhi nantinya akan ditampilkan, sombong.
Hiduplah dengan rendah hati, jangan tinggi hati sebab itu adalah kebencian bagi Tuhan (I Petrus 5:5-7; Yakobus 4:5.).
Kita adalah orang yang berbahagia karena setiap saat bisa berseru untuk minta pertolongan kepada Tuhan. Sebetulnya tidak perlu kita menderita kalau saja mengerti jalannya.

Seorang muda, Timotius (20 th) sejak muda telah menikmati kasih karunia, rahmat. Timotius adalah cucu dari Louis, seorang nenek yang rohani. Dan Ibu bernama Eunike, juga ibu yang rohani. Tetapi Rasul Paulus juga menganggap Timotius adalah sebagai anak yang dikasihi (II Timotius 1:1,2,5).
Tidak segan-segan Rasul Paulus menganggap Timotius sebagai anaknya, bahkan memberikan kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Trinitas. Sehingga tidak gentar dia menghadapi masa depan yang banyak tantangan. Dia juga adalah orang yang rendah hati, yang ditandai dengan mudah hancur hati (pada ayat 4). Timotius mendapat kepercayaan dari Rasul Paulus. Tidak mudah untuk orang hancur hati. Itu sebabnya jika orang mudah hancur hati, berbahagialah.
Omah Louis yang hidupnya rohani, ini diturunkan kepada Timotius demikian juga Ibunya Eunike yang rohani. Tetapi ayahnya tidak seiman, orang Yunani. Kalau memang sudah mempunyai suami yang tidak seiman, jangan bercerai, karena akan dikuduskan lewat istri. Jangan memutuskan sesuatu di luar kehendak Tuhan (Kisah Rasul 16:1-3).
Timotius diberi kesempatan ditampilkan karena sehati dan sepikir dengan Rasul Paulus. Timotius bisa menyelami apa yang terkandung dalam hatinya Rasul Paulus. Seringkali orang muda minta sesuatu penghargaan dari orang tua, tetapi tidak mengerti apa yang dipikirkan seorang Hamba Tuhan (Filipi 2:19-22).

1 Timotius 4:1-2, Timotius dipercaya menjadi pengawas di rumah Tuhan, dalam kemurnian pengajaran. Sebab akhir jaman banyak pengolok dan penyesat (Yudas 17-19). Sebab setan tidak senang jemaat disingkirkan di padang gurun. Jangan kita tawar hati, justru lebih mengintensifkan hubungan kita kepada Tuhan.
Jangan menganggap kehidupan anak muda, kuat. Karena dalam Kitab Amos, justru banyak anak muda yang berjatuhan. Jangan sembrono terhadap pendidikan anak-anak. Keselamatan yang Tuhan kerjakan bukan saja untuk orang tua, tetapi anak-anak. Kalau satu di bumi hendaknya satu juga di sorga.
1 Timotius 4:12, Rasul Paulus memberi stimulant kepada anak muda, untuk menjadi teladan dalam hal :
1. Perkataan
2. Tingkah laku
3. Kasih
4. Kesetiaan
5. Kesucian
Peluang untuk jatuh selalu ada, baik di kampus, kantor. Setiap hari harus membaca Alkitab. Supaya kemajuan nyata dalam lingkungan kita. Belajar untuk berbuat baik setiap hari.
Titus 2:7, jadikan diri sendiri sebagai teladan dalam berbuat baik. Teladang dalam bahasa Inggris = Example, dalam bahasa Gerika ada 5 kata. Yaitu :
Hufodeigma
Deigma
Paradeigma tiso
Tupos
Hupo gramos
Dalam 1 Timotius 4:12, yang cocok adalah Tupos, artinya suatu model contoh yang menarik banyak manusia lekas ikut. Jadilah model atau contoh dalam hal-hal yang rohani untuk bisa menarik teman-teman sekerja dalam : perkataan.
Epesus 4:29, jangan ada perkataan kotor, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun atau menghibur. Jangan malah menekan.
Contoh teladan dalam perkataan yaitu pada 2 Raja-raja 5:1-5, ketika peperangan antara Israel dengan Aram, yang akhirnya ada seorang pemudi Israel yang menjadi tawanan yang menjadi pelayan pada isteri Naaman. Naaman adalah panglima perang Raja Aram, tetapi menderita sakit kusta. Gadis ini telah menjadi teladan dalam hal perkataan, gadis ini berkata kepada nyonyanya, sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria, Elia. Nabi yang banyak mengerjakan banyak perkara. Akan disembukahkannya dia dari penyakitnya.
Sekalipun dia adalah dari bangsa yang kalah berperang, seharusnya sakit hati. Tetapi tidak. Perkataan yang disampaikan kepada Naaman sudah menjadi berkat. Jadilah teladan hidup di tempat himpitan. Bukan perkataan yang penuh tipu dan dusta. Buktinya dia ditolong dan sembuh. Ini yang Tuhan mau pada generasi muda. Apa yang dikatakan harus berani bertanggungjawab. Teladan selalu di depan bukan di belakang.