Penikmat Firman Allah

Melihat Pribadi Allah melalui Kebesaran Firman-Nya

Nama:
Lokasi: Jakarta, Indonesia

Kamis, Mei 04, 2006

Mengucap Syukur

Catatan FA, 4 May 2006

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (I Tesalonika 5: 18). Karena kita menjadi milik ketebusan, karena kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar (I Korintus 6:20). Oleh sebab itu jangan sampai terjerumus seperti yang dialami oleh bangsa Israel, yang notabene setiap hari menikmati kasih Allah. Ketika menuju tanah Kanaan, di siang hari dinaungi dengan tiang awan dan malam hari dinaungi tiang api, tetapi tidak ada ucapan syukur. Sehingga banyak bangsa Israel yang gagal dalam perjalanan hidupnya. Sudah dipelihara tetapi tidak berterima kasih. Karena itu, ucapkanlah syukur kepada Tuhan, karena Dia baik (Mazmur 107:1-3).

Ada 4 seruan yang disampaikan kepada Tuhan dalam kesesakan yang mencemaskan mereka yaitu Mazmur 107, ayat 6, 13, 19 dan 28. Lewat seruan itulah, Tuhan lepaskan mereka dari kesesakan yang mencemaskan. Ke-4 seruan ini dikerjakan oleh 4 kelompok. Mereka adalah orang yang sudah menghargai kesempatan yang Tuhan berikan untuk berseru kepada Tuhan. Sehingga Tuhan melepaskan mereka. Selama Tuhan masih memberi kesempatan, manfaatkan kesempatan itu untuk berseru kepada Tuhan.

Yesaya 55:6, Carilah Tuhan selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya selama Ia dekat. Kalau kesempatan yang Tuhan berikan, tidak segera dimanfaatkan, maka genaplah yang dikatakan Firman Allah bahwa bukan ia yang berseru-seru kepada Tuhan akan masuk ke dalam Surga (Matius 7:21-23), melainkan orang yang melakukan kehendak Bapa di Sorga. Kehendak Bapa adalah mengucap syukur seperti di dalam I Tesalonika 5:18.

Lukas 13:27-30, Ini adalah orang-orang yang dikumpulkan, yaitu orang-orang tahu berterima kasih, yang akan masuk ke dalam kerajaan Allah. Mereka berseru kepada Tuhan karena sudah percaya kepada Tuhan. Tetapi sebaliknya dalam Lukas ini, ada orang yang sudah jauh dalam pengajaran dan terus bersekutu dengan perjamuan suci (ayat 25 – 26) kenyataannya justru gagal. Sehingga pada ayat 30, orang yang terakhir akan menjadi terdahulu, dan orang yang terdahulu akan menjadi orang yang terakhir.

Roma 10:13-14, Orang-orang yang berseru adalah orang yang percaya kepada Tuhan.
Keempat seruan dalam Mazmur 107, adalah bagaikan mewakili 4 penjuru bumi, Timur, Barat, Utara dan Selatan yaitu :
1. Ayat 4 – 9, orang-orang mengembara di padang belantara.
2. Ayat 10-16, orang-orang duduk di dalam gelap / kelam.
3. Ayat 17-22, orang-orang yang kelakuannya berdosa.
4. Ayat 23-32, orang-orang yang mengarungi laut untuk berdagang.
Mereka semua dibawa masuk dalam kecemasan.

Orang-orang yang mengembara di padang belantara
Padang belantara adalah daerah yang tidak digarap, tandus dan kering. Orang yang mengembara adalah orang yang tidak menemukan jalan ke tempat perhentian. Sekalipun kehidupan ini percaya kepada Tuhan, tetapi tidak mau masuk dalam proses penyucian.
Matius 12:43, Sekalipun dia kenal Tuhan dan percaya, tetapi tidak menemukan tempat perhentian, maka roh najis akan menguasai orang itu. Seakan-akan tidak ada apa-apa, tetap tenang. Karena dikuasai oleh roh najis, dia akan beredar-edar mencari tempat perhentian.
Akibat pengembaraan ini, orang akan menjadi lapar dan haus, lemah dan lesu. Baik lahir maupun batin akan tersiksa. Dia mengalami kesesakan yang mencemaskan. Dalam kondisi ini, jika tidak segera memanfaatkan waktu untuk berseru kepada Tuhan, akan gagal. Dalam ayat ini tidak ada yang memberi tahu untuk berseru kepada Tuhan, tetapi ini merupakan karya Allah sendiri.
I Yohanes 2:15-17, orang yang mengasihi dunia tidak menikmati kasih Tuhan. Orang yang tidak memanfaatkan waktu, akan terseret arus dunia. Mazmur 107:6-7, jalan Tuhan adalah jalan yang lurus, bukan jalan yang berkelok-kelok. Hosea 14:10, jalan lurus adalah lewat hikmat Tuhan. Oleh hikmat Tuhan akan menuntun kita pada jalan yang lurus. Ayat 9, orang lapar dan haus akan dipuaskan dengan kebaikan Tuhan dan terus menerus menikmati kesempatan menerima kebaikan Tuhan.

Orang-orang yang duduk dalam gelap dan kelam (baying-bayang maut)
Akibat duduk dalam gelap dan kelam, mereka terkurung dalam besi dan kekerasan. Ini adalah suatu sikap pemberontakan kepada perintah Tuhan dan penistaan kepada nasehat dari yang maha tinggi. Kalau kehidupan Kristen, tetapi membawakan diri kepada tempat-tempat yang gelap. Ini adalah suatu pemberontakan. Tempat kita bukan di tempat yang gelap. Karena Tuhan ada rencana bagi Sion/gereja-Nya untuk menjadi kehidupan yang terang sehingga banyak bangsa-bangsa berduyun-duyun datang.
Yesaya 60:1-3, Bangkit dan menjadi terang. Karena bangsa-bangsa dan raja akan dating kepada terang. Ini adalah rencana Tuhan, jangan menjadi pemberontak. Jangan tinggal di dalam kegelapan.
Yohanes 12:46, suka kumpul dengan perbuatan yang gelap. Ada persekutuan dengan gelap. Padahal Tuhan datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya jangan lagi tinggal di dalam kegelapan. Epesus 5:8, Ini adalah suatu kenyataan bahwa, dulu memang hidup dalam kegelapan tetapi sekarang hidup dalam terang. Terang tidak dapat bersatu dengan kegelapan (II Korintus 6:14). Kalau umat Tuhan tetap dalam gelap dia membawakan diri dalam hukuman Allah (Yohanes 3:19).
Epesus 6:12, pemberontakan sekecil apapun pasti ditumpas, apalagi kepada Allah. Tidak mudah melepaskan diri dari kegelapan, tembaga (hukuman), besi (kekerasan). Hanya Tuhan yang bisa menolong.

Orang-orang yang kelakuannya berdosa dan salah
Tidak hanya bersyukur kepada Tuhan pada kelompok 1 dan 2, tetapi pada kelompok ke-3 ini menceritakan pekerjaan Tuhan yang ajaib. Kelakuan yang salah akan membuat umat Tuhan menjadi sakit dan tersiksa. Kesalahan tersebut adalah dalam bentuk : muak / bosan terhadap segala makanan. Akibatnya tidak saja sakit dan tersiksa tetapi sudah dekat pintu gerbang maut. Kalau orang tidak makan mau jadi apa? Ini secara jasmani, kalau secara rohani apabila muak dan bosan terhadap Firman Allah dan Korban Tuhan, mau jadi apa? Ini akan dekat ke gerbang maut. Jangan ada seorang pun muak dengan perkara-perkara rohani. Firman Allah disampaikan bukan untuk menghakimi tetapi untuk menolong. Firman Allah harus dihargai, demikian juga dengan pengajarnya. Firman Allah adalah Allah, jadi jika muak terhadap Firman Allah, maka dagingnya yang akan muncul (Roma 8:6-8), dan sebaliknya Yesaya 55:10-11.

Orang-orang yang mengarungi laut untuk berdagang
Sepintas, ini tidak melakukan hal-hal yang negative. Tetapi mengapa (ayat 25) Tuhan membangkitkan badai gelombang. Karena melakukan perdagangan di laut (ayat 23). Tetapi orientasi berdagang, mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, orientasinya hanya jasmani semata-mata. Kita sudah diajar untuk menyembah saja tanpa meminta-meminta kepada Tuhan. Ibadah tidak untuk mencari keuntungan-keuntungan secara jasmani semata. Ini ajaran yang tidak sehat, yang mengira ibadah adalah sumber keuntungan (I Timotius 6:3-5). I Petrus 5:2, jangan mencari keuntungan dalam penggembalaan. Jadi, ikut Tuhan bukan untuk mencari keuntungan, justru ikut Yesus tidak hanya percaya melainkan ikut menderita (Filipi 1:29; II Korintus 3:12) yang mau beribadah dan melayani di dalam Tuhan akan mengalami aniaya. Justru kalau ikut Tuhan hanya senangnya saja, nanti akan dihadapkan angina badai dan geolombang.

Dengan pengalaman ini, bahwa ikut Tuhan bukan hanya melihat pekerjaan tetapi mengalami bagaimana Tuhan melepaskan atas badai dan gelombang. Akhirnya mereka bersuka cita hingga sampai ke pelabuhan yang kekal. Mereka tidak lagi mengejar keuntungan (ayat 32)Mereka meninggikan Tuhan di dalam jemaat, tidak lagi terus di lautan bebas. Bersukacitalah senantiasa dan tetap berdoa (I Tesalonika 5:16-17).