Penikmat Firman Allah

Melihat Pribadi Allah melalui Kebesaran Firman-Nya

Nama:
Lokasi: Jakarta, Indonesia

Senin, Januari 30, 2006

Duduk di Rumah Tuhan

Catatan FA, 30 Jan 2006

Dalam 1 hari saja kemarin terjadi 4 gempa di wilayah yang berbeda. Belum lagi banjir yang teradi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Betapa senang jika kita selalu berada di Rumah Allah, sebagaimana Yakub yang selalu tinggal di rumah. Berbeda dengan Esau, kakaknya yang karena pekerjaan harus selalu berada di luar. Demikian juga Abraham, kehidupan yang selalu tinggal di kemah.

Yehezkiel 8:1-4, Yehezkiel melihat suatu penglihatan. Penglihatan terjadi ketika di rumah, dalam keadaan duduk. Bukan di luar. Ini bukan mimpi tetapi vision. Walaupun tubuh berada di tempat tetapi melalui vision di pertontonkan kepada Yehezkiel. Betapa bahagia kalau kita selalu berada di rumah Tuhan dalam setiap ibadah. Bagi Yehezkiel ini bukan penglihatan pertama tetapi penglihatan ke-3.
Pertama, ketika bersama orang-orang buangan di tepi sungai Kebar (Yehezkiel 1:1). Melihat Allah dalam kemuliaan. Kedua, ketika Tuhan memerintahkan Yehezkiel ke lembah (Yehezkiel 3:12, 22,23). Dalam melihat kemuliaan Tuhan, sikap Yehezkiel sujud, artinya menyembah. Jangan sikap kita dalam menanggapi Firman Allah dengan biasa saja. Ketiga, yaitu ketika duduk di rumah.

Yehezkiel adalah seorang nabi (Yehezkiel 2:5) di antara orang-orang pemberontak. Tetapi dia juga seorang Imam, seorang yang melayani Tuhan (Yehezkiel 1:3). Arti imam adalah seorang yang melayani Tuhan, harus bertanggungjawab dan dengan hati yang sungguh-sungguh. Jabatan itu harus dimengerti, jangan bermain-main.

Melalui penglihatan ini, Yehezkiel melihat bencana demi bencana. Yehezkiel 7:1-11, Tuhan membalas segala perbuatan dan tingkah laku (kaki dan tangan), justru di Yerusalem (anak-anak Tuhan). Padahal Yesus sendiri berkata : “Yerusalem-Yerusalem, berkali-kali Aku mau mengayomi tetapi tidak mau”. Karena tingkah laku dan perbuatan manusia Tuhan mendatangkan bencana demi bencana. Kemarin saja ada 4 kali bencana dalam satu hari, karena kesalahan manusia sendiri seperti illegal loging, pembabatan hutan yang tidak bertanggungjawab dan lain-lain. Bukankah ini akibat manusia dan manusia juga yang merasakan akibatnya. Firman Allah harus digenapkan. Anak-anak Tuhan harus mengambil sikap seperti Yehezkiel. Kalau tidak kita akan menjadi korban dari kekerasan. Bersyukur jika hari-hari kita selalu dilindungi Tuhan. Bulan Januari ini beruntun bencana demi bencana terjadi pada kita, agar kita jangan lagi bermain-main, perhatikan pelayanan dengan kasih dan tanggungjawab.

Penglihatan Yehezkiel ke-3 terjadi pada saat duduk di rumahnya pada tahun ke 6, bulan ke 6 tanggal 5, ini adalah menunjuk angka 665. Sedangkan pada Wahyu 13:18, Tuhan nyatakan angka binatang 666. Dari angka 665 ke 666 hanya tinggal satu angka saja. Angka satu adalah angka yang sangat minim untuk umat Tuhan. Sebelum 666 muncul, yaitu binatang antikris yang akan memaksa manusia untuk menyembah kepadanya. Yehezkiel melihat pada tahun ke 6 bulan ke-6 dan tanggal 5. Angka 1 menunjuk waktu yang sungguh-sungguh sangat singkat sebelum terwujudnya antikris.
Untuk itu belajarlah duduk khususnya di rumah Tuhan selagi masih ada kesempatan. Sebelum muncul antikris pada Wahyu 13, di dahului dengan Wahyu 12, di mana gereja akan disingkirkan lebih dulu. Dari Wahyu 12 ke Wahyu 13 waktunya sangat singkat. Jadi, kalau diparalelkan antara Wahyu 12-13 dengan Yehezkiel 8 tidak berbeda, begitu dekat sekali. Di dalam Rumah Tuhan akan mendengar tuntutan untuk melakukan kehendak Tuhan. Di dalam pekerjaan dunia kita dituntut melakukan pekerjaan kantor. Ini adalah suatu dilemma. Kalau tidak mengikuti arus dunia atau rela berkorban demi yang satu ini. Tidak ada seorang yang memaksa mau lebih berbobot dalam perkara rohani atau korbankan yang rohani agar jasmani berbobot. Kita nanti harus mengambil keputusan sendiri, fatal kalau kita korbankan yang rohani. Ini tidak mudah kalau hati tidak dipenuhi kasih Allah.
Beberapa contoh kehidupan yang mau meninggalkan kehidupan dunia,
Lewi asalnya adalah pemungut cukai, tetapi dia rela tinggalkan. Dialah sipenulis Injil Matius. Berbeda dengan anak muda yang kaya, justru lebih mengikuti dunia sehingga gagal. Zakheus adalah orang kaya. Ketika Yesus berada berada di dalam rumahnya. Dari mana hasil kekayaanmu? Tetapi akhirnya dia kembalikan 4 kali lipat. Hati-hati dengan kekayaan, dari mana asalnya. Betapa bahagia jika kita memiliki harta kekayaan rohani. Waktu yang singkat, manfaatkan untuk duduk di rumah Tuhan. Ini adalah kerinduan Raja Daud, satu hal yang kuminta untuk selalu duduk di Rumah Tuhan. Waktu duduk, Tuhan tampil dalam kemuliaan.
Apa kita mau menunggu sampai semuanya terjadi? Padahal hanya beda 1 pasal. Tuhan bekerja tepat pada waktunya.

Apa arti duduk dalam Rumah Tuhan?
Sehingga Yehezkiel merasa tangan Tuhan memegang dan kepala dipegang (ayat 3) dan membawa Yehezkiel terangkat di antara langit dan bumi. Dan memperlihatkan seorang pribadi di mana pinggang ke bawah – api, pinggang ke atas – cahaya. Hal ini sama dengan yang diperlihatkan Allah kepada Rasul Yohanes dalam Wahyu 1:14-15, penampilan Imam Besar dalam kemuliaan.

Diangkat artinya ditingkatkan pelayanannya. Tuhan mau imam-imam ada peningkatan dalam pelayanan yang lebih hari kualitasnya meningkat dalam suasana Roh. Kalau tidak, akan jatuh pada persoalan kebiasaan. Yehezkiel sebagai imam hanya belajar menyerah, tetapi nanti Tuhan yang akan mengangkat. Tuhan mau yang melayani, ada bukti-bukti peningkatan. Seringkali kita tidak menyadari, kalau ada musibah baru menyadari, tetapi mengapa harus ada pengalaman sejauh itu. Lukas 19:41-44, Engkau tidak sadar dengan waktu mu. Jangan sampai hidup mengalami seperti Lukas 19.

Duduk dalam Rumah Tuhan sangat penting. Duduk artinya :
1. Tidak harus berkeliaran tanpa maksud dan tujuan. Kehidupan yang suka berkeliaran tanpa maksud dan tujuan berada di bawah pengaruh setan. Markus 5:1-7, ini adalah suatu contoh : siang malam berkeliaran, Yesus pun mau dilawan. Jangan menjadi domba yang suka berkeliaran. Orang banyak iba dan mau menolong supaya duduk, tetapi pengikat itu diputuskan.
2. Membawakan kehidupan untuk mengalami proses penyucian. Karena kerinduan Tuhan hendaklah kamu kudus, karena Aku kudus. Jadi bukan berkat, karena setan pun bisa memberi berkat (Maleakhi 3:2-3). Kalau rohani meningkat berkat juga otomatis meningkat. Ibadah harus ada hasil, ada perubahan. Ini proses penyucian. Tuhan mau supaya kita sama seperti Dia. Tuhan menyucikan emas perak orang Lewi, sehingga Tuhan mengayomi, melindungi. Kesempurnaan adalah puncak kesucian. Bagaimana kita sempurna kalau kesucian saja tidak.
3. Menghimpun suatu kekuatan dan hidup ini terpelihara. Menghadapi hari-hari mendatang kalau tidak ada kekuatan dari Allah. Kekuatan timbul bukan dari beredar-edar (Yesaya 30:15-16). Dengan duduk diam, akan terpelihara.

Sabtu, Januari 21, 2006

4 Perkara yang Tidak Pernah Cukup

Catatan FA, 14 Jan 2006

Ketahuilah bahwa hari-hari akhir, akan dating masa yang sukar (2 Timotius 3:1). Bahkan kecemaran dan kejahatan semakin meningkat. Firman Allah, ya dan amin. Firman Allah adalah huruf tetapi jika diterangi dengan Roh Kudus akan hidup. Firman Allah jika hanya didengar saja, tidak akan mengubah sesuatu.
Kejahatan yang merebak akhir-akhir ini, digambarkan bagaikan binatang lintah. Lintah akan mendatangi manusia, jika tercium bau manusia. Lintah yang kecil akan menjadi besar. Kalau menghisap darah, tidak akan pernah merasa puas. Lintah ini punya 2 anak perempuan dan selalu berkata beri dan beri. Satu anak tidak cukup, 2 pun tidak cukup, minta sebanyak-banyaknya. Kejahatan selalu muncul dan muncul, terutama kejahatan moral. Manusia kalau moralnya sudah jahat, biar sudah melayani. Tidak akan pernah puas dalam melakukan kejahatan. Tidak pandang bulu atau usia. Jangan menutup mata terhadap kenyataan ini. Sebelum sibuk dengan segala perkara, bawakan diri di bawah kaki Tuhan dalam menghadapi dunia yang bagaikan lintah untuk mengayomi hidup kita (Amsal 30:17).

Seorang Salomo yang tidak menginginkan kekayaan tetapi hikmat dan yang tidak menginginkan musuhnya tewas. Mengatakan mata-mata yang mengolok ayah, dipatok gagak lembah. Kebanyakan anak maunya bebas, tidak mau di bawah pengawasan penggembalaan. Padahal bagaimana Israel yang sejak muda sudah dididik dalam system penggembalaan. Allah adalah gembala yang baik, tetapi mengapa sering maunya bebas. Anak itu tidak tahu bagaimana ujungnya. Cepat atau lambat kekuasaan akan menerkam mereka. Bukan saja mata tetapi juga pelitanya akan padam. Ketika dunia gelap, pelitanya malah tidak bersinar. Menganggap ringan Firman Allah. Bukan saja mengolok tetapi juga mengutuk ayah / ibu (Amsal 20:20). Karena itu Salomo mengatakan pada Amsal 30:15 dan 16.
Ada 4 hal yang tidak pernah cukup :
Dunia orang mati
Rahim yang mandul
Bumi yang tidak pernah puas dengan air
Api yang tidak pernah berkata cukup
Ke-empat hal ini merupakan bahasa Alkitab yang memiliki pengertian rohani, ini adalah suatu fakta yang ditujukan Tuhan kepada kita

1. Kubur yang tidak pernah kenyang
Berkaitan dengan tubuh yang mati, ini berbicara tentang kebinasaan suatu tubuh atau badan. Ini disebabkan oleh kesombongannya. Kesombongan ada di dalam hati manusia (Habakuk 2:5).
Tuhan tidak menginginkan kita sombong.
Yesaya 40:11, Tuhan yang menggembalakan ternak domba, mulai dari anak-anak domba hingga induk-induk domba dituntunnya. Jangan sampai tabiat berubah menjadi sombong, sebab ini merupakan suatu penghianatan. Seharusnya mereka berterimakasih atas penggembalaan Tuhan, atas banyak hal yang kita terima. Padahal itu semua adalah titipan. Kalau tidak berterima kasih kepada Tuhan, ini adalah bagaikan kubur yang mengaga, yang tidak pernah puas (Yesaya 38:18). Jangan sampai roh dunia nyelusup masuk sehingga membuat kita berubah.

Di dalam Tuhan ada jalan keluar, seperti halnya Rasul Paulus. Dulu, dia sangat jahat sekali, menyiksa umat Tuhan dengan melontarkan dengan batu. Tetapi lewat, pengalaman mati bangkit (angka 3) dia berubah. Dia dipakai dan diberkati. Tetapi tetap rendah hati.
1 Korintus 15:1-9, ini adalah suatu pengakuan hidup Rasul Paulus yang dulu dikenal sangat jahat, tetapi berubah. Mengucap syukurlah dalam segala perkara (I Tesalonika 5:18). Di tengah kesulitan ekonomi, bukannya malah malah semakin dekat kepada Tuhan, malah mau bebas. Jika sampai hari ini tetap hidup, jangan berkeluh kesah. Tubuh ini dapat dipersembahkan untuk dikembalikan kepada Tuhan, selagi tubuh masih hidup. Sebab jika sudah di liang kubur tidak lagi dapat berterimakasih.

2. Rahim yang mandul
Ada banyak wanita mandul, seperti halnya : Sarah istri Abraham, Rachel istri Yakub, Istri Manoah, Hanna, Elizabeth dan Mikhal (istri Daud). Tetapi walaupun disebut mandul, pada akhirnya menghasilkan anak. Hanya satu saja yang tetap mandul, yaitu Mikhal. Karena mulutnya yang banyak omong, apalagi melihat Daud yang menari-nari di depan tabut. Tidak boleh banyak omong bukan berarti berdiam diri terhadap kasih Tuhan, Firman Allah.
1 Petrus 3:3-4, Perhiasan yang betul adalah bathin, terjadi keubahan sikap. Yang paling banyak bicara biasanya adalah istri (wanita = gambar gereja). Begitu ada masalah langsung bicara. Perhiasan gereja adalah berdiam diri, kalau bicara, bicara yang benar. Itu adalah gereja rohani. Segala sesuatu yang dibicarakan harus bertanggungjawab kepada Tuhan, kenapa harus repot. Kenapa untuk Mikhal Tuhan tidak merubah, karena persoalan mulut. Pada Tuhan selalu ada jalan keluar.
Ada 6 wanita mandul :
Sarah, Kejadian 11:30
Rachel, Kejadian 29:31
Manoah, Hakim-hakim 13:22-25
Hanna, 1 Samuel 1:5-20
Elizabeth, Lukas 1:7,13
Mikhal, 2 Samuel 6:16-23
Dari keenam wanita tersebut, hanya Mikhal (istri Daud) yang tetap mandul. Walaupun Daud adalah Raja, tetapi dia belajar merendahkan diri. Sama seperti ketika masih muda dulu, tidak ada perubahan. Akibat mulutnya tidak bisa ditahan, tidak menghasilkan anak sampai mati. Padahal Tuhan menciptakan nikah untuk berkembang biak.

3. Bumi yang tidak pernah puas dengan air
Air diberikan ke bumi dengan maksud menghasilkan pohon dan buah. Tetapi Alkitab menyebut bumi tidak pernah puas dengan air karena tidak ada proses pertumbuhan tanaman atau pohon.
Ulangan 32:1-2, kalau tanah hati diberikan air (Firman Allah) dan hujan (Pengajaran), sekian puluh tahun, sudahkan menghasilkan buah-buah? Air juga bicara Roh Kudus (Yesaya 44:3). Kita sudah diberi air, tetapi apakah dari dalam sudah menghasilkan buah. Firman Allah dan Roh Kudus sudah diberikan seharusnya menghasilkan kehidupan, tetapi kematian yang berakhir dengan pembakaran (Ibrani 6:7-8).

4.Api yang tidak pernah berkata cukupApi tidak peduli terhadap bangunan yang terbuat dari apapun tidak akan cukup dan puas. 1 Korintus 3:13, Semua nanti kita akan menghadapi, sebab api Tuhan tidak cukup dengan 1 rumah. Api, ini adalah api penghukuman, yang menjalar kemana saja dan tidak akan berhenti. Tuhan akan mulai dari dalam rumah Allah dulu, terutama sifat tabiat dan karakter kita (Wahyu 14:9-11).

Sabtu, Januari 14, 2006

Menjadi Teladan Sebagai Orang Muda dalam Perkataan

Catatan FA, 14 Jan 2006

Rasa rendah diri tidak dikehendaki Tuhan, tetapi yang Tuhan mau adalah rendah hati. Sebab nantinya tidak bisa bergaul dengan sesama anggota tubuh yang lain. Sebab orang yang rendah diri karena ada sesuatu kekurangan dalam dirinya, tetapi begitu kekurangan tersebut sudah terpenuhi nantinya akan ditampilkan, sombong.
Hiduplah dengan rendah hati, jangan tinggi hati sebab itu adalah kebencian bagi Tuhan (I Petrus 5:5-7; Yakobus 4:5.).
Kita adalah orang yang berbahagia karena setiap saat bisa berseru untuk minta pertolongan kepada Tuhan. Sebetulnya tidak perlu kita menderita kalau saja mengerti jalannya.

Seorang muda, Timotius (20 th) sejak muda telah menikmati kasih karunia, rahmat. Timotius adalah cucu dari Louis, seorang nenek yang rohani. Dan Ibu bernama Eunike, juga ibu yang rohani. Tetapi Rasul Paulus juga menganggap Timotius adalah sebagai anak yang dikasihi (II Timotius 1:1,2,5).
Tidak segan-segan Rasul Paulus menganggap Timotius sebagai anaknya, bahkan memberikan kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Trinitas. Sehingga tidak gentar dia menghadapi masa depan yang banyak tantangan. Dia juga adalah orang yang rendah hati, yang ditandai dengan mudah hancur hati (pada ayat 4). Timotius mendapat kepercayaan dari Rasul Paulus. Tidak mudah untuk orang hancur hati. Itu sebabnya jika orang mudah hancur hati, berbahagialah.
Omah Louis yang hidupnya rohani, ini diturunkan kepada Timotius demikian juga Ibunya Eunike yang rohani. Tetapi ayahnya tidak seiman, orang Yunani. Kalau memang sudah mempunyai suami yang tidak seiman, jangan bercerai, karena akan dikuduskan lewat istri. Jangan memutuskan sesuatu di luar kehendak Tuhan (Kisah Rasul 16:1-3).
Timotius diberi kesempatan ditampilkan karena sehati dan sepikir dengan Rasul Paulus. Timotius bisa menyelami apa yang terkandung dalam hatinya Rasul Paulus. Seringkali orang muda minta sesuatu penghargaan dari orang tua, tetapi tidak mengerti apa yang dipikirkan seorang Hamba Tuhan (Filipi 2:19-22).

1 Timotius 4:1-2, Timotius dipercaya menjadi pengawas di rumah Tuhan, dalam kemurnian pengajaran. Sebab akhir jaman banyak pengolok dan penyesat (Yudas 17-19). Sebab setan tidak senang jemaat disingkirkan di padang gurun. Jangan kita tawar hati, justru lebih mengintensifkan hubungan kita kepada Tuhan.
Jangan menganggap kehidupan anak muda, kuat. Karena dalam Kitab Amos, justru banyak anak muda yang berjatuhan. Jangan sembrono terhadap pendidikan anak-anak. Keselamatan yang Tuhan kerjakan bukan saja untuk orang tua, tetapi anak-anak. Kalau satu di bumi hendaknya satu juga di sorga.
1 Timotius 4:12, Rasul Paulus memberi stimulant kepada anak muda, untuk menjadi teladan dalam hal :
1. Perkataan
2. Tingkah laku
3. Kasih
4. Kesetiaan
5. Kesucian
Peluang untuk jatuh selalu ada, baik di kampus, kantor. Setiap hari harus membaca Alkitab. Supaya kemajuan nyata dalam lingkungan kita. Belajar untuk berbuat baik setiap hari.
Titus 2:7, jadikan diri sendiri sebagai teladan dalam berbuat baik. Teladang dalam bahasa Inggris = Example, dalam bahasa Gerika ada 5 kata. Yaitu :
Hufodeigma
Deigma
Paradeigma tiso
Tupos
Hupo gramos
Dalam 1 Timotius 4:12, yang cocok adalah Tupos, artinya suatu model contoh yang menarik banyak manusia lekas ikut. Jadilah model atau contoh dalam hal-hal yang rohani untuk bisa menarik teman-teman sekerja dalam : perkataan.
Epesus 4:29, jangan ada perkataan kotor, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun atau menghibur. Jangan malah menekan.
Contoh teladan dalam perkataan yaitu pada 2 Raja-raja 5:1-5, ketika peperangan antara Israel dengan Aram, yang akhirnya ada seorang pemudi Israel yang menjadi tawanan yang menjadi pelayan pada isteri Naaman. Naaman adalah panglima perang Raja Aram, tetapi menderita sakit kusta. Gadis ini telah menjadi teladan dalam hal perkataan, gadis ini berkata kepada nyonyanya, sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria, Elia. Nabi yang banyak mengerjakan banyak perkara. Akan disembukahkannya dia dari penyakitnya.
Sekalipun dia adalah dari bangsa yang kalah berperang, seharusnya sakit hati. Tetapi tidak. Perkataan yang disampaikan kepada Naaman sudah menjadi berkat. Jadilah teladan hidup di tempat himpitan. Bukan perkataan yang penuh tipu dan dusta. Buktinya dia ditolong dan sembuh. Ini yang Tuhan mau pada generasi muda. Apa yang dikatakan harus berani bertanggungjawab. Teladan selalu di depan bukan di belakang.

Sabtu, Januari 07, 2006

Jangan Terikat pada Harta Kekayaan

Catatan FA: 7 Jan 2006

Kita bisa membangun kalau dalam suasana damai. Jika tidak ada damai, bagaimana bisa membangun? Markus 10:17-31, untuk mendapatkan Yesus berlari-lari, tidak santai. Sebagaimana orang kaya ini. Dari ayat ini, diketahui bahwa orang kaya ini tidak mendapat kepastian dan kekeringan dalam perjalanan hidupnya. Itu sebabnya keluar dari mulutnya, apa yang harus diperbuat agar memperoleh hidup yang kekal. Sekalipun pengetahuan orang ini terhadap Firman Allah tidak diragukan lagi. Orang ini ada pengatahuan, tetapi sekedar pengetahuan saja. Sebab nantinya jika dituntut, tidak dapat mengerjakan. Bukan tidak perlu pengetahuan. Sebab Yesus mengutip Kitab Keluaran sebagai 10 Firman Allah. Bahwa itu semua sudah dikerjakan oleh orang ini. Kalau berhenti pada sebatas tahu Firman Allah, tidak lanjut pada perbuatan, pengetahuan itu akan membuat orang sombong. Tuhan tidak memerlukan orang-orang yang tahu saja, tetapi praktek (1 Korintus 8:1).

Apa bukti kita cinta kepada Tuhan, ibadah saja jarang. Hanya beribadah jika ada waktu saja. Jangan mudah meninggalkan ibadah, begitu gampang. Jika sungguh-sungguh mencintai Tuhan, dibuktikan dengan ibadahnya. Kalau disebut anak-anak Allah, pertahankan citra Allah dalam hidup kita, kasih.
Markus 10:21-22, di mana ada harta di situ hati kita, ini akan menjadi penyebab. Kalau satu ini tidak dapat dilakukan berarti semua perbuatan yang sudah kita lakukan menjadi sia-sia. Padahal ini kesempatan baik. Juallah barang-barang dan kamu akan memperoleh kekayaan. Tuhan mau ada barter ini dibagikan ke sesama.
Matius 6:19-24, mengenai harta di surga. Ini yang akan diberikan Yesus kepada orang ini. Orang kaya ini sudah mendapatkan perhatian ekstra dari Tuhan. Yesus tidak membutuhkan kekayaan kita, tetapi Yesus mau memberikan kekayaan surga. Tetapi orang kaya ini tidak mengerti. Yesus tidak memaksa, kalau tidak menghargai. Berarti akan semakin jauh dengan Yesus. Siapa yang tinggalkan Aku akan menghadapi maut. Lalu Yesus memandang sekelilingnya, Yesus bicara kepada murid-muridnya (Matius 10:23), sangat sulit orang kaya masuk ke surga. Masuk Kerajaan Surga, tidak gampang! Dua kali Tuhan bicara mengenai hal ini. Lebih mudah unta masuk ke dalam lobang jarum. Matius 25:40, jual kepada orang kecil, itu adalah kepada Yesus (Matius 25:45-46).

Markus 10:28-31, Yang dimaksud Tuhan adalah, apa yang dipercayakan Tuhan kepada kita jangan menjadi terikat, harus terlepas. Semata-mata hanya percaya kepada Tuhan saja. Dan Tuhan akan mengganti 100 kali lipat, masuk dalam pembentukan Tubuh Kristus. Jadi, Tuhan tidak merugikan kita, bahkan Dia sudah siapkan segala sesuatu untuk kita.