Duduk di Rumah Tuhan
Catatan FA, 30 Jan 2006
Dalam 1 hari saja kemarin terjadi 4 gempa di wilayah yang berbeda. Belum lagi banjir yang teradi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Betapa senang jika kita selalu berada di Rumah Allah, sebagaimana Yakub yang selalu tinggal di rumah. Berbeda dengan Esau, kakaknya yang karena pekerjaan harus selalu berada di luar. Demikian juga Abraham, kehidupan yang selalu tinggal di kemah.
Yehezkiel 8:1-4, Yehezkiel melihat suatu penglihatan. Penglihatan terjadi ketika di rumah, dalam keadaan duduk. Bukan di luar. Ini bukan mimpi tetapi vision. Walaupun tubuh berada di tempat tetapi melalui vision di pertontonkan kepada Yehezkiel. Betapa bahagia kalau kita selalu berada di rumah Tuhan dalam setiap ibadah. Bagi Yehezkiel ini bukan penglihatan pertama tetapi penglihatan ke-3.
Pertama, ketika bersama orang-orang buangan di tepi sungai Kebar (Yehezkiel 1:1). Melihat Allah dalam kemuliaan. Kedua, ketika Tuhan memerintahkan Yehezkiel ke lembah (Yehezkiel 3:12, 22,23). Dalam melihat kemuliaan Tuhan, sikap Yehezkiel sujud, artinya menyembah. Jangan sikap kita dalam menanggapi Firman Allah dengan biasa saja. Ketiga, yaitu ketika duduk di rumah.
Yehezkiel adalah seorang nabi (Yehezkiel 2:5) di antara orang-orang pemberontak. Tetapi dia juga seorang Imam, seorang yang melayani Tuhan (Yehezkiel 1:3). Arti imam adalah seorang yang melayani Tuhan, harus bertanggungjawab dan dengan hati yang sungguh-sungguh. Jabatan itu harus dimengerti, jangan bermain-main.
Melalui penglihatan ini, Yehezkiel melihat bencana demi bencana. Yehezkiel 7:1-11, Tuhan membalas segala perbuatan dan tingkah laku (kaki dan tangan), justru di Yerusalem (anak-anak Tuhan). Padahal Yesus sendiri berkata : “Yerusalem-Yerusalem, berkali-kali Aku mau mengayomi tetapi tidak mau”. Karena tingkah laku dan perbuatan manusia Tuhan mendatangkan bencana demi bencana. Kemarin saja ada 4 kali bencana dalam satu hari, karena kesalahan manusia sendiri seperti illegal loging, pembabatan hutan yang tidak bertanggungjawab dan lain-lain. Bukankah ini akibat manusia dan manusia juga yang merasakan akibatnya. Firman Allah harus digenapkan. Anak-anak Tuhan harus mengambil sikap seperti Yehezkiel. Kalau tidak kita akan menjadi korban dari kekerasan. Bersyukur jika hari-hari kita selalu dilindungi Tuhan. Bulan Januari ini beruntun bencana demi bencana terjadi pada kita, agar kita jangan lagi bermain-main, perhatikan pelayanan dengan kasih dan tanggungjawab.
Penglihatan Yehezkiel ke-3 terjadi pada saat duduk di rumahnya pada tahun ke 6, bulan ke 6 tanggal 5, ini adalah menunjuk angka 665. Sedangkan pada Wahyu 13:18, Tuhan nyatakan angka binatang 666. Dari angka 665 ke 666 hanya tinggal satu angka saja. Angka satu adalah angka yang sangat minim untuk umat Tuhan. Sebelum 666 muncul, yaitu binatang antikris yang akan memaksa manusia untuk menyembah kepadanya. Yehezkiel melihat pada tahun ke 6 bulan ke-6 dan tanggal 5. Angka 1 menunjuk waktu yang sungguh-sungguh sangat singkat sebelum terwujudnya antikris.
Untuk itu belajarlah duduk khususnya di rumah Tuhan selagi masih ada kesempatan. Sebelum muncul antikris pada Wahyu 13, di dahului dengan Wahyu 12, di mana gereja akan disingkirkan lebih dulu. Dari Wahyu 12 ke Wahyu 13 waktunya sangat singkat. Jadi, kalau diparalelkan antara Wahyu 12-13 dengan Yehezkiel 8 tidak berbeda, begitu dekat sekali. Di dalam Rumah Tuhan akan mendengar tuntutan untuk melakukan kehendak Tuhan. Di dalam pekerjaan dunia kita dituntut melakukan pekerjaan kantor. Ini adalah suatu dilemma. Kalau tidak mengikuti arus dunia atau rela berkorban demi yang satu ini. Tidak ada seorang yang memaksa mau lebih berbobot dalam perkara rohani atau korbankan yang rohani agar jasmani berbobot. Kita nanti harus mengambil keputusan sendiri, fatal kalau kita korbankan yang rohani. Ini tidak mudah kalau hati tidak dipenuhi kasih Allah.
Beberapa contoh kehidupan yang mau meninggalkan kehidupan dunia,
Lewi asalnya adalah pemungut cukai, tetapi dia rela tinggalkan. Dialah sipenulis Injil Matius. Berbeda dengan anak muda yang kaya, justru lebih mengikuti dunia sehingga gagal. Zakheus adalah orang kaya. Ketika Yesus berada berada di dalam rumahnya. Dari mana hasil kekayaanmu? Tetapi akhirnya dia kembalikan 4 kali lipat. Hati-hati dengan kekayaan, dari mana asalnya. Betapa bahagia jika kita memiliki harta kekayaan rohani. Waktu yang singkat, manfaatkan untuk duduk di rumah Tuhan. Ini adalah kerinduan Raja Daud, satu hal yang kuminta untuk selalu duduk di Rumah Tuhan. Waktu duduk, Tuhan tampil dalam kemuliaan.
Apa kita mau menunggu sampai semuanya terjadi? Padahal hanya beda 1 pasal. Tuhan bekerja tepat pada waktunya.
Apa arti duduk dalam Rumah Tuhan?
Sehingga Yehezkiel merasa tangan Tuhan memegang dan kepala dipegang (ayat 3) dan membawa Yehezkiel terangkat di antara langit dan bumi. Dan memperlihatkan seorang pribadi di mana pinggang ke bawah – api, pinggang ke atas – cahaya. Hal ini sama dengan yang diperlihatkan Allah kepada Rasul Yohanes dalam Wahyu 1:14-15, penampilan Imam Besar dalam kemuliaan.
Diangkat artinya ditingkatkan pelayanannya. Tuhan mau imam-imam ada peningkatan dalam pelayanan yang lebih hari kualitasnya meningkat dalam suasana Roh. Kalau tidak, akan jatuh pada persoalan kebiasaan. Yehezkiel sebagai imam hanya belajar menyerah, tetapi nanti Tuhan yang akan mengangkat. Tuhan mau yang melayani, ada bukti-bukti peningkatan. Seringkali kita tidak menyadari, kalau ada musibah baru menyadari, tetapi mengapa harus ada pengalaman sejauh itu. Lukas 19:41-44, Engkau tidak sadar dengan waktu mu. Jangan sampai hidup mengalami seperti Lukas 19.
Duduk dalam Rumah Tuhan sangat penting. Duduk artinya :
1. Tidak harus berkeliaran tanpa maksud dan tujuan. Kehidupan yang suka berkeliaran tanpa maksud dan tujuan berada di bawah pengaruh setan. Markus 5:1-7, ini adalah suatu contoh : siang malam berkeliaran, Yesus pun mau dilawan. Jangan menjadi domba yang suka berkeliaran. Orang banyak iba dan mau menolong supaya duduk, tetapi pengikat itu diputuskan.
2. Membawakan kehidupan untuk mengalami proses penyucian. Karena kerinduan Tuhan hendaklah kamu kudus, karena Aku kudus. Jadi bukan berkat, karena setan pun bisa memberi berkat (Maleakhi 3:2-3). Kalau rohani meningkat berkat juga otomatis meningkat. Ibadah harus ada hasil, ada perubahan. Ini proses penyucian. Tuhan mau supaya kita sama seperti Dia. Tuhan menyucikan emas perak orang Lewi, sehingga Tuhan mengayomi, melindungi. Kesempurnaan adalah puncak kesucian. Bagaimana kita sempurna kalau kesucian saja tidak.
3. Menghimpun suatu kekuatan dan hidup ini terpelihara. Menghadapi hari-hari mendatang kalau tidak ada kekuatan dari Allah. Kekuatan timbul bukan dari beredar-edar (Yesaya 30:15-16). Dengan duduk diam, akan terpelihara.
Dalam 1 hari saja kemarin terjadi 4 gempa di wilayah yang berbeda. Belum lagi banjir yang teradi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Betapa senang jika kita selalu berada di Rumah Allah, sebagaimana Yakub yang selalu tinggal di rumah. Berbeda dengan Esau, kakaknya yang karena pekerjaan harus selalu berada di luar. Demikian juga Abraham, kehidupan yang selalu tinggal di kemah.
Yehezkiel 8:1-4, Yehezkiel melihat suatu penglihatan. Penglihatan terjadi ketika di rumah, dalam keadaan duduk. Bukan di luar. Ini bukan mimpi tetapi vision. Walaupun tubuh berada di tempat tetapi melalui vision di pertontonkan kepada Yehezkiel. Betapa bahagia kalau kita selalu berada di rumah Tuhan dalam setiap ibadah. Bagi Yehezkiel ini bukan penglihatan pertama tetapi penglihatan ke-3.
Pertama, ketika bersama orang-orang buangan di tepi sungai Kebar (Yehezkiel 1:1). Melihat Allah dalam kemuliaan. Kedua, ketika Tuhan memerintahkan Yehezkiel ke lembah (Yehezkiel 3:12, 22,23). Dalam melihat kemuliaan Tuhan, sikap Yehezkiel sujud, artinya menyembah. Jangan sikap kita dalam menanggapi Firman Allah dengan biasa saja. Ketiga, yaitu ketika duduk di rumah.
Yehezkiel adalah seorang nabi (Yehezkiel 2:5) di antara orang-orang pemberontak. Tetapi dia juga seorang Imam, seorang yang melayani Tuhan (Yehezkiel 1:3). Arti imam adalah seorang yang melayani Tuhan, harus bertanggungjawab dan dengan hati yang sungguh-sungguh. Jabatan itu harus dimengerti, jangan bermain-main.
Melalui penglihatan ini, Yehezkiel melihat bencana demi bencana. Yehezkiel 7:1-11, Tuhan membalas segala perbuatan dan tingkah laku (kaki dan tangan), justru di Yerusalem (anak-anak Tuhan). Padahal Yesus sendiri berkata : “Yerusalem-Yerusalem, berkali-kali Aku mau mengayomi tetapi tidak mau”. Karena tingkah laku dan perbuatan manusia Tuhan mendatangkan bencana demi bencana. Kemarin saja ada 4 kali bencana dalam satu hari, karena kesalahan manusia sendiri seperti illegal loging, pembabatan hutan yang tidak bertanggungjawab dan lain-lain. Bukankah ini akibat manusia dan manusia juga yang merasakan akibatnya. Firman Allah harus digenapkan. Anak-anak Tuhan harus mengambil sikap seperti Yehezkiel. Kalau tidak kita akan menjadi korban dari kekerasan. Bersyukur jika hari-hari kita selalu dilindungi Tuhan. Bulan Januari ini beruntun bencana demi bencana terjadi pada kita, agar kita jangan lagi bermain-main, perhatikan pelayanan dengan kasih dan tanggungjawab.
Penglihatan Yehezkiel ke-3 terjadi pada saat duduk di rumahnya pada tahun ke 6, bulan ke 6 tanggal 5, ini adalah menunjuk angka 665. Sedangkan pada Wahyu 13:18, Tuhan nyatakan angka binatang 666. Dari angka 665 ke 666 hanya tinggal satu angka saja. Angka satu adalah angka yang sangat minim untuk umat Tuhan. Sebelum 666 muncul, yaitu binatang antikris yang akan memaksa manusia untuk menyembah kepadanya. Yehezkiel melihat pada tahun ke 6 bulan ke-6 dan tanggal 5. Angka 1 menunjuk waktu yang sungguh-sungguh sangat singkat sebelum terwujudnya antikris.
Untuk itu belajarlah duduk khususnya di rumah Tuhan selagi masih ada kesempatan. Sebelum muncul antikris pada Wahyu 13, di dahului dengan Wahyu 12, di mana gereja akan disingkirkan lebih dulu. Dari Wahyu 12 ke Wahyu 13 waktunya sangat singkat. Jadi, kalau diparalelkan antara Wahyu 12-13 dengan Yehezkiel 8 tidak berbeda, begitu dekat sekali. Di dalam Rumah Tuhan akan mendengar tuntutan untuk melakukan kehendak Tuhan. Di dalam pekerjaan dunia kita dituntut melakukan pekerjaan kantor. Ini adalah suatu dilemma. Kalau tidak mengikuti arus dunia atau rela berkorban demi yang satu ini. Tidak ada seorang yang memaksa mau lebih berbobot dalam perkara rohani atau korbankan yang rohani agar jasmani berbobot. Kita nanti harus mengambil keputusan sendiri, fatal kalau kita korbankan yang rohani. Ini tidak mudah kalau hati tidak dipenuhi kasih Allah.
Beberapa contoh kehidupan yang mau meninggalkan kehidupan dunia,
Lewi asalnya adalah pemungut cukai, tetapi dia rela tinggalkan. Dialah sipenulis Injil Matius. Berbeda dengan anak muda yang kaya, justru lebih mengikuti dunia sehingga gagal. Zakheus adalah orang kaya. Ketika Yesus berada berada di dalam rumahnya. Dari mana hasil kekayaanmu? Tetapi akhirnya dia kembalikan 4 kali lipat. Hati-hati dengan kekayaan, dari mana asalnya. Betapa bahagia jika kita memiliki harta kekayaan rohani. Waktu yang singkat, manfaatkan untuk duduk di rumah Tuhan. Ini adalah kerinduan Raja Daud, satu hal yang kuminta untuk selalu duduk di Rumah Tuhan. Waktu duduk, Tuhan tampil dalam kemuliaan.
Apa kita mau menunggu sampai semuanya terjadi? Padahal hanya beda 1 pasal. Tuhan bekerja tepat pada waktunya.
Apa arti duduk dalam Rumah Tuhan?
Sehingga Yehezkiel merasa tangan Tuhan memegang dan kepala dipegang (ayat 3) dan membawa Yehezkiel terangkat di antara langit dan bumi. Dan memperlihatkan seorang pribadi di mana pinggang ke bawah – api, pinggang ke atas – cahaya. Hal ini sama dengan yang diperlihatkan Allah kepada Rasul Yohanes dalam Wahyu 1:14-15, penampilan Imam Besar dalam kemuliaan.
Diangkat artinya ditingkatkan pelayanannya. Tuhan mau imam-imam ada peningkatan dalam pelayanan yang lebih hari kualitasnya meningkat dalam suasana Roh. Kalau tidak, akan jatuh pada persoalan kebiasaan. Yehezkiel sebagai imam hanya belajar menyerah, tetapi nanti Tuhan yang akan mengangkat. Tuhan mau yang melayani, ada bukti-bukti peningkatan. Seringkali kita tidak menyadari, kalau ada musibah baru menyadari, tetapi mengapa harus ada pengalaman sejauh itu. Lukas 19:41-44, Engkau tidak sadar dengan waktu mu. Jangan sampai hidup mengalami seperti Lukas 19.
Duduk dalam Rumah Tuhan sangat penting. Duduk artinya :
1. Tidak harus berkeliaran tanpa maksud dan tujuan. Kehidupan yang suka berkeliaran tanpa maksud dan tujuan berada di bawah pengaruh setan. Markus 5:1-7, ini adalah suatu contoh : siang malam berkeliaran, Yesus pun mau dilawan. Jangan menjadi domba yang suka berkeliaran. Orang banyak iba dan mau menolong supaya duduk, tetapi pengikat itu diputuskan.
2. Membawakan kehidupan untuk mengalami proses penyucian. Karena kerinduan Tuhan hendaklah kamu kudus, karena Aku kudus. Jadi bukan berkat, karena setan pun bisa memberi berkat (Maleakhi 3:2-3). Kalau rohani meningkat berkat juga otomatis meningkat. Ibadah harus ada hasil, ada perubahan. Ini proses penyucian. Tuhan mau supaya kita sama seperti Dia. Tuhan menyucikan emas perak orang Lewi, sehingga Tuhan mengayomi, melindungi. Kesempurnaan adalah puncak kesucian. Bagaimana kita sempurna kalau kesucian saja tidak.
3. Menghimpun suatu kekuatan dan hidup ini terpelihara. Menghadapi hari-hari mendatang kalau tidak ada kekuatan dari Allah. Kekuatan timbul bukan dari beredar-edar (Yesaya 30:15-16). Dengan duduk diam, akan terpelihara.